Sebuah Noktah Bernama Rumah

27 Januari 2010

Sore ini aku duduk taman rumahku…
Sebuah taman yang dikelilingi tembok-tembok tinggi menjulang….
Walaupun tinggi, namun angin masih bisa menyeruak masuk melompati tingginya tembok…
Angin terasa bertiup kencang sore ini

Walau taman ini terletak ditengah-tengah labirin kota yang riuh...
Namun riuh itu dibungkam oleh lamunanku…
Badanku memang berada ditaman itu, namun tidak dengan angan-anganku…
Angin dingin membangunkanku, menggelitik lamunanku

Angin itu membawa berita tentang kekasih hatiku dari luar tembok sana …
Kurapatkan cardigan abu-abu kesukaanku, kusedekapkan tanganku memeluk diriku sendiri…
Kuangkat kakiku hingga lututku bisa kujadikan tumpuan daguku, meringkuk dan menyimak beritanya…
Angin…kau temani saja aku melamun, bisikku

Tiba-tiba kudengar suara diantara daun-daun yang bergoyang hingga bergemerisik, berbisik…
Gadis, sore ini terlalu indah buat melamun walaupun langit sedang mendung…
Aku tepuk pipiku yg dingin, terasa sakit! aku tidak sedang bermimpi…
Angin rupanya yang sedang berbicara padaku, menjawab permintaan pertemananku

Lalu angin menerbangkan sebuah daun kering, tepat disebelah bagian yg kosong dari bangku yang aku duduki…
Mau tidak mau perhatianku teralihkan kepada daun kering itu, lalu pada bangku yang kududuki… Daun itu berwarna coklat, kering, keriput serasi dengan bangku kayu yg sudah lapuk dan besi-besinya yang berkarat…
Angin….apa kau kirim daun ini untuk menemaniku, tanyaku

Angin melambungkan sebentar daun itu, lalu daun itu dengan pelan melayang turun kembali ke bangku seolah-olah mencari posisi yang paling nyaman…
Aku tersenyum melihat tingkahnya, lalu kudengar angin berbisik…
Daun itu merasa nyaman karena dia masih bisa merasakan kehangatan orang yang pernah duduk dibangku ini, angin membaca pikiranku…
Angin….jangan kau usik rasa rinduku, pintaku
Lalu angin menerbangkan lebih banyak lagi daun-daun kering kesana kemari, dari gemerisiknya aku mendengar tawa geli angin…
Gadis, apa karena itu sore ini kau melamun…
lalu angin menggoyangkan daun-daun dipohon, berisik menertawakanku…
angin…berhentilah menertawakanku, hiburlah aku

Lalu angin menggoyangkan bunga melati, seperti gerakan orang manggut-manggut dan angin berbisik…
Gadis, aku memahami rasa rindumu namun cobalah kau lihat bunga melati yang ada ditamanmu ini…
Kulihat bunga melati yang kecil-kecil dan berwarna putih itu dan ada seekor lebah yang terbang mengelilinginya, kadang hinggap diatas bunga melati itu…
Angin…bagaimana kau tahu kalau aku menyukai bunga melati, seruku

Bunga melati bergerak manggut-manggut lagi, kau menyukainya karena melati itu mirip denganmu bisik angin…
Gadis, daya pikatmu sama sederhananya dengan melati itu dan hanya lebah yang mengerti keharuman yg hakikilah yang akan mendekat…
Apa yang kau lamunkan sore ini, bukankah sudah ada lebah yang bersedia menemanimu duduk dibangku itu tanya angin dan diakhiri gemrisik tawa kecil angin….
Angin…akan kuceritakan lamunanku, dengarlah

Lihatlah! selain bunga melati, di taman ini masih ada bunga-bunga dan buah-buah ranum yang memikat lainnya…
Namun bunga melati tetap memberikan kebebasan pada sang lebah untuk hinggap di tempat yang lain, bahkan terbang keluar dari tembok ini…tanpa rasa risau, bahwa lebah itu tidak akan datang mengunjunginya lagi…
Angin semakin kencang menggerakan bunga melati dan aku menyukai gerakan manggut-manggut yang seolah-olah sedang memahamiku…
Angin…aku ingin seperti melati itu, kataku lirih

Tiba-tiba taman ini senyap, semua berhenti bergerak dan seolah-olah semua penghuni taman ini sedang mendengarkan keinginanku…
Lalu dengan lembut angin berhembus kewajahku., bisiknya…
Gadis, jika itu keinginanmumu maka jadikanlah hatimu sebuah noktah bernama rumah
Angin…apakah itu, tanyaku

Angin menerbangkan daun-daun kering membentuk putaran lalu mengendap pelan… Seperti orang yang mengambil nafas ketika akan membicarakan hal yang berat…
Gadis, artinya jadikanlah hatimu sebagai tempat yang paling nyaman untuk dirimu sendiri dan kekasihmu hatimu…
Angin…aku mendengarkanmu, lanjutkanlah

Angin lalu menjatuhkan setetes air sisa hujan siang tadi, dari daun diatasku tepat dihidungku…biar kau lebih segar, candanya nakal…
Gadis, dengarlah untuk mencintai sepenuhnya dibutuhkan hati yang bahagia…
Untuk merasa bahagia, bersyukurlah! sekali dalam hidupmu kamu masih bisa mencintai dan dicintai…
angin…kedengarannya mudah diucapkan namun sangat berat untuk dilakukan

Angin menjawab dengan menjatuhkan lebih banyak lagi tetes air kewajahku, lalu dengan nada penuh kesabaran angin berkata…
Gadis, siapa bilang rasa syukur dan cinta itu perkara mudah…seumur hidupmu kau akan terus belajar dan belajar..masih akan datang tangis dan tawa mewarnai hatimu…
Jika kau mempercayai hatimu sendiri dengan kesetian maka kamu tak akan risau akan kehilangan…rasa nyaman yang timbul dari rasa syukur dan
bahagiamu akan menjadikan hatimu sepenuhnya rumah bagimu dan kekasih hatimu…
Angin…aku hanya gadis sederhana, bisakah diriku seperti itu

Lalu angin itu menghembus kencang pintu gerbang rumahku hingga terbuka lebar…
Gadis, lihatlah keluar! keindahan dunia luar kadang sangat melahkan bagi para pengembara…
Walau sederhana taman ini bisa menjadi oasis bagi mereka yang lelah asal kau merawat baik isinya, begitu pula hatimu, rawatlah dangan kasih sayang…berikanlah hatimu dan hati kekasihmu kebebasan yang hakiki dalam mencitai, yaitu saling ada ketika dibutuhkan…
angin...sekarang aku memahami maksudmu

Dengan usil angin menerbangkan serbuk sari kehidungku, membuatku bersin-bersin….
Gadis, itu hadiahku untukmu disore ini dan masuklah kedalam rumah…hawa semakin dingin nanti kau flu dan akulah yang akan dipersalahkan oleh kekasih hatimu…
Kapan – kapan akan kudengarkan lagi isi lamunanmu, lalu disapunya daun kering dari atas bangku…
Angin….terimakasih! teriakku, sambil meloncat dari bangku

Aku menutup pintu gerbang rumahku sore ini dengan hati yang tenang…
Dengan sabar akan kunanti kekasih hatiku, mengunjungiku kembali ditaman ini…
Dan berusaha agar hatiku bisa menjadi sebuah noktah bernama rumah bagiku dan bagi kekasih hatiku…
Angin jadi terasa hangat walau tiba-tiba hujan turun dengan derasnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer